Tangisku membuatdinding-dinding retak
menguak degupan sudimu
engkau selalu berjalan menyusuri
menguak degupan sudimu
engkau selalu berjalan menyusuri
sampai pun tersungkur
demi mengibarkan bendera
kasih sayang engkau
Agar aku tersenyum
agar aku bisa berjalan
agar aku, agar aku
bisa meraih tahta
dari apa yang engkau
harapkan
Engkau tak memandang
itu gelap
engkau tak memandang
itu panas
engkau tak memandang
itu sakit yang kau rasakan
engkau hanya memandang
kalau itu aku dibalik rintang
yang akan selalu engkau timang
Balasku untuk engkau
hanya bervolum setitik hitam
kuku engkau, , ,
tanpa kusadari
terkadang ku masih sering
banting daun pintu
jikalau ku kesal
engkau
Tetapi engkau selalu tersenyum
dan tulus . . .
mengikatkan kedua tanganmu
melilit ketubuh ini.
Sesal salahku, , ,
trima kasihku, , ,
dalam batinku
hanya untuk engkau
demi mengibarkan bendera
kasih sayang engkau
Agar aku tersenyum
agar aku bisa berjalan
agar aku, agar aku
bisa meraih tahta
dari apa yang engkau
harapkan
Engkau tak memandang
itu gelap
engkau tak memandang
itu panas
engkau tak memandang
itu sakit yang kau rasakan
engkau hanya memandang
kalau itu aku dibalik rintang
yang akan selalu engkau timang
Balasku untuk engkau
hanya bervolum setitik hitam
kuku engkau, , ,
tanpa kusadari
terkadang ku masih sering
banting daun pintu
jikalau ku kesal
engkau
Tetapi engkau selalu tersenyum
dan tulus . . .
mengikatkan kedua tanganmu
melilit ketubuh ini.
Sesal salahku, , ,
trima kasihku, , ,
dalam batinku
hanya untuk engkau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar